Antiklimaks “Nafsu” Kereta Cepat Jokowi-Luhut?

449598 05581819042022 luhut jokowi

Antiklimaks “Nafsu” Kereta Cepat Jokowi-Luhut: Mengapa Proyek Ini Tidak Pernah Terwujud?

Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) adalah proyek kereta cepat yang diumumkan pada tahun 2015 oleh Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Proyek ini menjadi sebuah harapan besar bagi Indonesia karena diharapkan dapat menjadi solusi transportasi yang lebih cepat dan efisien.
Namun, setelah beberapa tahun proyek ini diumumkan, Antiklimaks “Nafsu” Kereta Cepat Jokowi-Luhut terungkap, di mana proyek ini terbengkalai dan tidak pernah terwujud hingga saat ini. Mengapa hal ini terjadi?

1. Kendala Hukum dan Tanah
Proyek ini menghadapi berbagai kendala hukum dan tanah. Pengadaan tanah dan hak milik harus dilakukan sebelum pembangunan dimulai, tetapi masalah muncul dalam membeli tanah dari pemilik asli yang diakui oleh pemerintah. Beberapa pemilik juga menolak untuk menjual tanah mereka karena tidak puas dengan kompensasi yang diusulkan oleh pemerintah.

2. Kendala Finansial
KCIC membutuhkan dana sebesar RP. 60 triliun, dan pemerintah Indonesia dan China sepakat membagi biaya proyek secara merata. Namun, setelah proyek dimulai, Indonesia menghadapi masalah finansial yang menyebabkan pengurangan anggaran proyek.

3. Dampak Covid-19
Masalah global seperti pandemi Covid-19 juga berpengaruh besar terhadap perkembangan proyek. Pada tahun 2020, Indonesia dan China mengumumkan penundaan proyek selama setahun karena situasi pandemi yang tidak stabil.

4. Teknologi yang Dipilih
Sejak awal, proyek ini dihadapkan dengan pilihan teknologi yang harus digunakan. Indonesia lebih memilih teknologi Tingkat Tengah, yang lebih lambat tetapi lebih efisien biaya, sementara China menjunjung tinggi teknologi Tingkat Tinggi yang menjanjikan kecepatan yang lebih tinggi dan lebih efisien.

5. Isu Politik
Isu politik juga menjadi faktor yang mempengaruhi proyek KCIC.
Beberapa pihak melihat proyek ini dari sudut pandang penderitaan pemilik lahan yang dipaksa oleh negara untuk menjual tanah mereka. Politisi dari beberapa partai politik memperdebatkan bahwa pembangunan jalur kereta ini hanya akan memperburuk keadaan memaksa orang miskin untuk bermukim di tempat lain.

6. Lingkungan Hidup
Proyek KCIC berdampak pada lingkungan hidup, terutama terkait pembangunan jalur yang dilewati kereta. Pemangkasan hutan dan perusakan habitat hewan serta peningkatan polusi udara adalah beberapa masalah utama yang dihadapi proyek ini. Ini membuat banyak orang mempertanyakan keuntungan dari proyek ini dan apakah hal itu sepadan dengan kerugian lingkungan.

7. Proyek Alternatif
Munculnya alternatif proyek seperti pembaruan transportasi umum pada saat itu membuat proyek ini kehilangan daya tarik. Beberapa proyek sejenis telah dilakukan di Jakarta, seperti MRT dan Busway, yang disambut baik dan dianggap efektif. Proyek terbaru seperti bandara Kertajati dan pelabuhan Merak juga menjadi fokus perhatian pemerintah, sehingga menurunkan prioritas KCIC.

8. Kurangnya Fokus Pemerintah
Proyek KCIC terkadang tidak menjadi fokus pemerintah, oleh karena itu proyek ini terbengkalai. Seiring dengan bermunculan proyek baru, pemerintah memberikan prioritas yang lebih tinggi pada proyek-proyek lain yang dianggap lebih penting. Keadaan ini menyebabkan proyek KCIC menjadi terkubur dan tidak pernah terwujud.

Antiklimaks “Nafsu” Kereta Cepat Jokowi-Luhut: Apa Solusinya?
Proyek KCIC masih dapat dilanjutkan dan diperbaiki, walaupun perkembangan proyek KCIC terhenti saat ini. Solusi yang disarankan untuk mendorong perkembangan ini termasuk memperkuat kerjasama dengan China, menemukan solusi hukum yang adil bagi semua pihak, dan mencari teknologi yang lebih baik. Selain itu, intervensi pemerintah yang lebih aktif, banyaknya dukungan publik, serta fokus pada solusi lingkungan hidup harus menjadi fokus utama.

Kesimpulan
Antiklimaks “Nafsu” Kereta Cepat Jokowi-Luhut terungkap dalam berbagai faktor seperti kendala hukum dan tanah, masalah finansial, dampak Covid-19, teknologi yang dipilih, isu politik, lingkungan hidup, proyek alternatif, dan kurangnya fokus dari pemerintah. Namun, solusi di atas dan solusi lainnya mungkin dapat mendorong perkembangan dan keberhasilan proyek KCIC di masa depan.

Originally posted 2023-04-16 11:04:50.